Jumat, 13 April 2012

psikologi perkembangan fase dewasa


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Sejak saat konsepsi, saat mana sel telur dan sel sperma bersatu untuk membentuk suatu kehidupan baru, maka terjadilah perubahan-perubahan secara terus-menerus, yang disebabkan karena adanya saling pengaruh-mempengaruhi – antara proses biologis tertentu dengan masukan (input) berupa pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Kapan proses tersebut berakhir, tidak dapat ditentukan dengan jelas, namun banyak pendapat menyatakan bahwa kematian yang merupakan titik akhir dari proses tersebut.
Perubahan-perubahan itu terjadi baik dalam aspek fisik maupun psikis dan perubahan-perubahan ini tidak selalu dengan mudah tampak oleh pengalamn kita. Misalnya saja, perubahan fisik dapat kita amati dengan mudah. Contoh: Bagaimana perubahan seorang bayi yang tiak berdaya menjadi seorang anak yang lincah, kemudian menjadi remaja yang aktif, selanjutnya menjadi seorang yang dewasa. Sebaliknya perubahan psikis tidak mudah diamati dan dijelaskan. Hal ini meliputi perkembangan seseorang anak untuk dapat berbicara, berkomunikasi dengan orang lain dan keteramplan-keterampilan intelektual lainnya. Dengan adanya perubahan-perubahan fisik dan psikis (kematangan mental), maka secara bertahap terjadilah perubahan-perubahan dalam tingkah laku sosial seorang anak serta pengalaman emosionalnya.
Psikologi perkembangan yang merupakan cabang dari ilmu psikologi, mempelajari perubahan perubahan ini, artinya mempelajari semua perubahan-perubahan dalam aspek fisik, psikis dan sosial yang terjadi sepanjang hidup (life span), dari sejak konsepsi hingga kematian.
Secara tradisional jalannya perkembangan hidup manusia dianggap sebagai suatu garis kurva, dimana proses perkembangan itu berjalan dengan cepat selama masa pranatal, masa bayi, masa anak remaja, kemudian terjadi suatu plateau yang menggambarkan suatu stabilitas selama masa dewasa dan akhirnya terjadi penurunan pada masa tua.
Apa gunanya mempelajari perkembangan hidup manusia? Mempelajari perkembangan manusia, tidak saja menarik – karena dapat memberikan pengetahuan tentang sesuatu yang belum kita ketahui, melainkan juga dapat memberikan informasi-informasi yang berharga mengenai proses-proses psikologis dasar dalam pengamatan, berpikir, belajar dan sosialisasi. Dengan mengetahui proses-proses dasar ini kita harapkan dapat mempelajari bagaimana terjadinya suatu penyimpangan dalam perkembangan dan bagaimana menyusun suatu program treatment yang dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut. Selain itu juga untuk mencegah terjadinya masalah-masalah yang serupa pada anak maupun dewasa lainnya. Sebaliknya pengetahuan kita tentang terjadinya perkembangan yang baik dari seorang anak menjadi seorang dewasa yang matang, sangat berguna untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam praktek pengasuhan anak (child-rearing practices).
Sudah sejak berabad-abad lamanya manusia ingin mengatahui kekuatan-kekuatan yang mendasari perkembangan individu, terutama mengenai perkembagan psikologisnya sehingga banyak terdapat spekulasi-spekulasi mengenai proses terjadinya perubahan-perubahan tersebut selama perkembangan hidup manusia. Demikian juga mengenai asal-usul terjadinya perbedaan-perbedaan individual dalam hal kepribadian maupun kemampuan-kemampuannya, yang membuat setiap individu menjadi unik dan berbeda dari individu lainnya.

B.   RUMUSAN MASALAH
1.     Apakah defenisi fase dewasa dan pada usia berapa seseorang dianggap memasuki fase dewasa?
2.     Bagaimanakah fase dewasa awal?
3.     Bagaimanakah fase dewasa madya?
4.     Pada fase dewasa, ada yang disebut tugas-tugas perkembangan. Apakah tugas-tugas perkembangan itu?


C.   TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1.     Untuk mengetahui perubahan yang terjadi saat memasuki fase dewasa
2.     Untuk mengetahui kerawanan yang terjadi pada fase dewasa
3.     Untuk mengetahui karakteristik fase dewasa


D.  MANFAAT
Dengan adanya makalah ini, pembaca dapat mengambil manfaat yaitu sebagai berikut:
1.     Dapat mengetahui perubahan  yang akan terjadi saat memasuki usia dewasa
2.     Dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang terjadi











BAB II
PEMBAHASAN

A.  DEFENISI/PENGERTIAN FASE DEWASA DAN PERIODE PEMBAGIANNYA
Periode dewasa merupakan periode yang terpanjang dalam keseluruhan life span sorang individu, yaitu antara kurang lebih 18 tahun sampai individu itu meninggal.
Menurut E.Hurlock (1983 ; 265) masa dewasa terbagi dalam beberapa periode, yaitu:
*    Periode dewasa awal (early adulthood): 18 tahun – 40 tahun.

*    Periode dewasa madya (middle adulthood): 40 tahun – 60 tahun.

*    Periode dewasa akhir / lanjut usia (late adulthood/old age): 60 tahun sampai meninggal.
Perlu diingat bahwa pembagian ini, dalam batasan-batasan usia tersebut, bukannya sudah pasti dan tidak dapat ditawar-tawar lagi, melainkan hanya menunjukkan usia-usia pada saat mana umumnya wanita dan pria dapat diharapkan memperlihatkan adanya perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan dalam penampilan, fungsi jasmaniah, minat, sikap dan tingkah laku yang berbarengan dengan masalah penyesuaian diri sehubungan adanya tekanan-tekanan budaya dan harapan-harapan masyarakat yang timbul daripadanya.
Perkataan adult berasal dari kata kerja adultus yang berarti tumbuh dan mencapai ukuran serta kekuatan penuh. Dengan perkataan lain, menjadi matang. Oleh karena itu orang dewasa adalah individu-individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima statusnya di lingkungan sosial bersama-sama orang-orang dewasa lainnya.


B. FASE DEWASA AWAL

Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.

Penyesuaian Yang Terjadi Pada Fase Dewasa Awal

a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik
  • Pada periode dewasa awal, penampilan dan kesehatan fisik mencapai puncaknya dan periode yang sama penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik pun mulai menurun. Penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik dicapai pada periode permulaan dewasa awal dan menurun pada akhir dewasa awal. Dan puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan dua puluhan dan sesudah mana menjadi penurunan lambat laun hingga awal usia 40-an.
b. Perubahan Kognitif
  • Kekhasan tingkah laku kognitif, orang dewasa yang matang perkembangan kognitifnya lebih sistematis dalam memecahkan masalah. Orang dewasa awal mulai berpikir yang lebih liberal dan bijaksana dalam mengambil keputusan tentang cara pemecahan masalah, sehingga peningkatan toleransi terhadap hal – hal yang tidak diinginkan.

c. Penyesuaian peran seksual
  • Penyesuaian pada peran seks pada masa dewasa dini benar – benar sulit. anak laki – laki dan perempuan telah menyadari pembagian peran seks yang direstui masyarakat, tetapi belum tentu mereka mau menerimanya sepenuhnya. banyak gadis remaja ingin berperan sebagai seorang ibu dan isteri yang baik kalau mereka dewasa nanti. tetapi setelah dewasa mereka tidak mau menjadi isteri ataupun ibu sesuai pengertian tradisional yaitu alasan mereka ingin menghindari peranan wanita tradisional yang telah dijelaskan oleh Arnott dan Bengslon.
d. Penyesuaian perubahan minat
  • Remaja umumnya mempertahankan minat – minat mereka sewaktu beralih kemasa dewasa tetapi minat pada masa dewasa kemudian akan berubah juga. ini disebabkan karena beberapa minat yang dipertahankan dalam kehidupan dewasa tidak sesuai dengan peran sebagai orang dewasa, sedangkan yang lain tidak lagi memberikan kepuasan seperti semula. Perubahan minat biasanya terjadi amat cepat pada masa remaja seperti perubahan – perubahan fisik dan psikologis.
e. Penyesuaian perubahan perkawinan
  • Penyesuaian yang lebih cocok dan disukai menjadi sulit, begitu juga dengan banyaknya pertambahan model keluarga, menjadikan proses penyesuaian hidup sebagai suami istri sulit. Tingkat kesulitan menjadi besar dimana gaya hidupnya berbeda sekali dengan anggota lainnya dalam keluarga. Misalnya, seorang wanita dahulu kehidupan masa anak-anaknya dirumah dibesarkan dalam keluarga inti mungkin akan mendapat kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kondisi baru dan masalah yang timbul ketika ia menikah dengan pria yang berasal dari latar belakang keluarga besar.
f. Penyesuaian pekerjaan
  • Penyesuaian pekerjaan, makin cocok bakat dan minatnya dengan jenis pekerjaan yang diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh. Pola umum kehidupan mereka bergantung pada seberapa banyak yang mereka peroleh dan bagaimana cara memperolehnya. Banyak orang dewasa muda yang tidak atau kurang memiliki keterampilan atau pelatihan untuk suatu bentuk pekerjaan tertentu dalam melamar berbagai kantor yang sifatnya berbeda dengan yang dilamar, tidak sesuai pula dengan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.





Karakteristik Fase Dewasa Awal
1)    Merupakan periode pemantapan atau pengendapan.
·        Apabila kematangan telah tercapai, seseorang diharapkan mulai memikul tanggung jawab dan mengadakan pemantapan-pemantapan dalam:
a)     Bidang kerja yang dipilih sebagai karirnya dimasa depan bagi umumnya pria dan beberapa wanita. Sedangkan bagi beberapa wanita lainnya memilih sebagai ibu rumah tangga saja, atau memilih berperan ganda sebagi ibu rumah tangga sekaligus sebagai pekerja/karyawan.
b)    Bidang kehidupan keluarga, yaitu dalam memilih calon teman hidupnya. Umumnya, sebelum mantap dalam memilih, terlebih dahulu mencoba bergaul dengan bermacam-macam teman, sampai menemukan yang cocok. Atau sampai akhirnya memutuskan untuk hidup sendiri.

2)    Merupakan usia repoduktif
·        Pasangan-pasangan yang menikah pada usia mudah memusatkan perhatian untuk menjadi orang tua sekitar usia 20 – 30 tahun. Sedangkan mereka yang sekolah terus meniti karir, baru menjadi orang tua sekitar usia 30 tahun, manakala sudah merasa betul-betul siap.

3)    Merupakan problem age
·        Masalah yang dhadapi berbeda dengan masalah-masalah pada periode-periode sebelumnya. Meskipun pada periode dewasa awal mereka telah memperoleh kebebasan (secara hukum, dll), namun kebebasan ini justru menimbulkan berbagai masalah yang tadinya tidak terbayangkan. Masalah-masalah tersebut antara lain: penyesuaian diri dalam perkawinan, pekerjaan, dan menjadi orang tua terutama antara usia 20 – 30 tahun. Sesudah usia 30 tahun sampai 40 tahun umumnya sudah mempunyai pekerjaan yang tetap, juga sudah mempunyai anak, sehingga pada masa antara 30 – 40 tahun, masalah-masalah pada umumnya bersifat hubungan antar keluarga. Masalah-masalah yang berhubungan dengan konflik dalam kehidupan perkawinan sering timbul karena pada masa ini ekspansivitas merupakan salah satu ciri periode dewasa, sehingga kaum pria (terutama) bekerja keras demi karir, aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial/organisasi, yang menyebabkan tinggal sedikit waktu tersisa untuk keluarga/istri. Konflik diperuncing bilamana istri kurang mengerti hal ini dan menuntut perhatian penuh dari suami.
Masalah lain ialah yang berhubungan dengan peran sebagai orang tua. Dengan kehadiran anak-anak akan mengurangi kebebasan, orang tua menjadi terbatas dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Selain itu juga kurangnya persiapan mental pada beberapa calon ibu dalam menghadapi kelahiran anaknya dan sikapnya terhadap kehamilan, merupakan masalah-masalah yang sering timbul. Masalah khusus dari mereka yang single atau memilih hidup sendiri, dalam penyesuaian dirinya terhadap perasaan sepi, penempatan dirinya diantara orang-orang yang sudah berkeluarga, dan lain-lain. Disamping wanita yang bekerja disamping berperan sebagai ibu rumah tangga mempunyai masalah sendiri, terutama dalam membagi waktu dan perhatian untuk pekerjaannya, suami dan anak-anaknya, dan kehidupan sosial lainnya.

4)    Merupakan periode penuh ketegangan emosional
·        Dengan meninggalkan masa remaja dan memasuki masa dewasa, terjadi kenaikan/ketegangan emosi, karena dirasakannya semua serba baru dan asing baginya. Kadang-kadang mereka ingin merubah keadaan masyarakat (ingat, usia mahasiswa yang penuh gejolak dan ide-ide baru), namun mendekati usia 30-an umumnya mereka telah menjadi tenang dan emosional stabil, serta telah dapat mengatasi masalah-masalahnya.
Ketegangan tersebut antara lain disebabkan karena mereka harus mulai mampu melepaskan ketergantungan dari orang tua, taman-teman dan mencapai kemandirian secara emosional, walaupun ia tetap mempertahankan hubungan emosional yang erat dengan orang lain. Mereka tidak terlalu mudah untuk merasa kecewa atau marah bila orang lain tidak sependapat dengannya, atau tidak senang dengannya.

5)    Merupakan periode “isolasi sosial
·        Dengan berakhirnya pendidikan formal dan mulai memasuki pola kehidupan orang dewasa, dalam pekerjaan dan perkawinan, ikatan-ikatan dengan peer grups masa remaja semakin bekurang. Dengan demikian, ketergantungan pada kelompok terputus dan meraka merasa kesepian, ditambah pula dengan adanya tanggung jawab dirumah tangga maupun pekerjaan, maka mereka merasa terisolasi secara sosial. Terutama bagi mereka semasa sekolahnya sangat aktif dalam kegiatan kelompok dan sangat populer, penyesuaian terhadap isolasi sosial tersebut dirasakan sangat sulit, perasaan sepi dan terasing yang disebabkan oleh isolasi sosial ini akan menetap atau hanya sementara/temporer saja sangat tergantung pada cepat tidaknya individu dewasa muda itu membentuk dan mendapat kepuasan dari kontak-kontak sosial baru sebagai ganti yang lama. Isolasi sosial ini diperkuat dengan adanya suasana bersaing yang kuat dalam mencapai tangga karir, bila ingin sukses mereka harus bersaing dengan orang lain, yang akan menipiskan silidaritas antara teman semasa remaja.
Disamping itu juga mereka harus mengerahkan energinya untuk pekerjaan, sehingga hanya tersisa waktu sedikit untuk mengadakan sosialisasi dan membentuk ikatan-ikatan yang intim/dekat dengan orang lain.

6)    Merupakan saat untuk memenuhi tanggung jawab (commitments)
·        Dengan adanya peran-peran baru sebagai orang dewasa, menimbulkan pola-pola hidup yang baru, penerimaan tangung jawab tersebut. Meskipun hal-hal tersebut mungkin berubah kelak sejalan dengan tahapan perkembangan, namun pada periode ini merupakan dasar bagi perkembangan selanjutnya dalam hal pola hidup, tanggung jawab dan pemenuhannya.

7)    Sering merupakan periode ketergantungan
·        Meskipun mereka secara legal/hukum telah dianggap mandiri, namun banyak dari mereka masih tergantung kepada orang tua maupun instansi-instansi tertentu secara finansial. Beberapa individu nasih dibantu orang tua dalam segi keuangan, beberapa lagi masih disekolahkan oleh instansi atau pemerintah. Sebagai reaksi terhadap hal tersebut, sebagian merasa terpaksa namun tetap menuntut otonominya dan sebagian lainnya menjadi terbiasa bergantung. Sebagai contoh dari kedua kelompok ini ialah reaksi yang disebut “mahasiswa abadi”, yang mengikuti training yang satu ke training lainnya dengan anggapan bahwa makin banyak pendidikan/training, makin besar kemungkinan menduduki tangga karir yang tinggi.

8)    Periode “perubahan nilai
·        Banyak nilai-nilai yang telah dikembangakan selama masa anak-anak dan remaja mengalami perubahan setelah individu memasuki usia dewasa muda, karena kontak sosialnya yang makin meluas dan bervariasi dengan orang-orang yang berbeda usianya.
Penyebab yang paling umum dari terjadinya perubahan nilai tersebut ialah:
a)     Keinginan untuk diterima sebagai anggota kelompok. Bila ingin diterima di kelompok “orang dewasa” harus menerima nilai-nilai yang berlaku pada kelompok tersebut. Contoh: dalam penampilan dan tingkah laku harus seperti orang dewasa, tidak lagi kekanak-kanakan seperti waktu masih usia remaja.
b)    Kesadaran bahwa kelompok-kelompok sosial orang dewasa umumnya memegang nilai-nilai tertentu tentang belief dan tingkah laku. Contoh: umumnya orang dewasa menganggap perkawinan sebagai nilai untuk penerimaan dalam kelompok sosial.
c)     Kecenderungan untuk kembali ke nilai-nilai konservatif dan tradisional, dari nilai yang lebih egosentris kenilai-nilai yang bersifat sosial. Secara umum kesadaran sosial mereka meningkat dan mengambil peran sebagai suami/istri atau orang tua.

9)    Merupakan masa penyesuaian diri terhadap gaya hidup baru
·        Penyesuaian diri yang paling banyak dilakukan adalah terhadap gaya hidup baru seperti persamaan hak antara wanita dan pria, pola-pola kehidupan keluarga, pembatasan kelahiran/KB, pola-pola vokasional baru, penyesuaian tersebut bagi penyandang usia dewasa awal ini sangat sulit, karena adanya kepincangan antara persiapan-persiapan yang diperoleh dirumah maupun sekolah dengan kehidupan riil yang dialami.

10)           Merupakan “usia kreatif”
·        Oleh karena pembatasan-pembatasan terhadap tingkah laku telah berkurang, maka individu menjadi lebih bebas berkreasi, melakukan apa saja yang ingin dilakukannya. Bentuk kreativitasnya untuk melakukan apa yang diingini, melakukan aktivitas-aktivitas yang memberikan kepuasan. Sebagian orang mengekspresikan kreativitasnya melalui hobby dan sebagian orang lagi melalui pekerjaan.

Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson, terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:
a)     Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego
Minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.
b)    Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien
Seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
c)     Mengendalikan perasaan pribadi
Seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
d)    Keobjektifan
Orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
e)     Menerima kritik dan saran
Orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.
f)      Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi
Orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
g)     Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru
Orang matang memiliki ciri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.

Kerawanan sosial dan pribadi (personal and social hazards)

A.   Kerawanan pribadi (personal hazards)
Pada masa periode dewasa awal, kerawanan sosial dan pribadi yang paling banyak dialami berasal dari kegagalan individu dalam menguasai beberapa atau sebagian besar tugas perkembangan — tugas perkembangan pada masa ini. Kegagalan tersebut mengakibatkan individu tidak dapat memenuhi harapan sosial dalam berbagai area tingkah laku, sehingga mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosialnya.
Kerawanan-kerawanan yang paling umum dan sering ialah:
a.     Kerawanan dibidang fisik/jasmani
Seorang dewasa muda yang menyandang cacat jasmani atau mempunyai kesehatan yang buruk, tidak dapat mencapai hal-hal yang diinginkannya dibidang pekerjaan maupun kehidupan sosial. Hal ini dapat berakibat terjadinya frustrasi dan stres.
b.     Kerawanan dibidang agama
Kerawanan dibidang agama yang dapat menimbulkan gangguan emosional ialah bila individu menemukan kepercayaan baru (agama) yang dirasakannya lebih sesuai dengan minat pribadinya yang menjadi kurang cocok dengan agama yang dianut keluarganya. Atau bilamana seseorang berganti kepercayaan demi pasangan hidupnya atau keluarga pasangan tersebut. Dalam hal demikian umumnya terjadi konflik-konflik.

B.   Kerawanan sosial (social hazards)

1.     Kerawanan dibidang hubungan sosial
Kaum dewasa muda ini mengalami hambatan dalam mengadakan hubungan dengan kelompok-kelompok sosial yang cocok. Wanita terikat dengan rumah tangga dan kewajiban-kewajibannya, sehingga kurang waktu dan uang untuk kegiatan sosial yang dulu sangat disenangi dan mungkin sekarang tidak menemukan penggantinya. Pria yang tertekan oleh pekerjaan dan tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga, merasa sulit menemukan kelompok sosial yang cocok. Mereka menjadi tidak puas dengan hidupnya.
2.     Kerawanan dibidang peran jenis kelamin (sex role)
Karena konflik mengenai peran-peran seks dewasa ini, misalnya konflik antara kesetiaan kepada konsep-konsep yang tradisional dan penerimaan konsep-konsep baru tentang peran jenis kelamin. Hal ini mempengaruhi penyesuaian pribadinya.
Contoh: wanita sebagai warga negara kedua (dianggap dan diberlakukan lebih rendah). Pria bebas menyatakan dan memperlihatkan kejantanannya. Beberapa wanita yang menikah merasa “terperangkap” dalam suatu situasi yang tidak dibayangkan sebelumnya, sehingga mereka merasa terkurung dan merasa tak ada harapan untuk melarikan diri kedunia luar.





C. FASE DEWASA MADYA
Usia dewasa madya atau yang popular dengan istilah setengah baya, dari sudut posisi usia dan terjadinya perubahan fisik maupun psikologis, memiliki banyak kesamaan dengan masa remaja.
Bila masa remaja merupakan masa peralihan, dalam arti bukan lagi masa kanak-kanak namun belum bisa disebut dewasa, maka pada setengah baya, tidak dapat lagi disebut muda, namun juga belum bisa dikatakan tua.
Secara fisik, pada masa remaja terjadi perubahan yang demikian pesat (menuju ke arah kesempurnaan/kemajuan) yang berpengaruh pada kondisi psikologisnya, sedangkan individu setengah baya juga mengalami perubahan kondisi fisik, namun dalam pengertian terjadi penurunan/kemun-duran, yang juga akan mempengaruhi kondisi psikologisnya.
Selain itu, perilaku dan perasaan yang menyertai terjadinya perubahan-perubahan tersebut adalah sama, yaitu salah tingkah/ canggung, bingung, dan kadang-kadang over acting.

Penyesuaian Pada Fase Dewasa Madya

a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik
  • Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuaian dengan berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya. dari salah satu sekian banyak penyesuaian yang sulit yang pria dan wanita berusia madya harus lakukan adalah dalam mengubah penampilan. penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa sulit karena adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan semakin di intensifkan lagi oleh perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama pada tahun – tahun selanjutnya.
b. Perubahan Kognitif
  • Pada usia setengah baya kemampuan kognitifnya yang menurun adalah kemampuan mengingat, berpikir, mekanisme yang memerlukan kecepatan dan keakuratan input melalui panca indra agar dapat mengamati gerak, perbedaan, perbandingan dan pengelompokan atau pengkategorian. tentu saja tidak semua orang dewasa pertengahan makin meningkat kemampuan kognitif pemecahan masalah.
c. Penyesuaian peran seksual

Penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada usia madya terdapat pada perubahan, pada kemampuan seksual mereka.
  • Perubahan seksual pada wanita. Perubahan tubuh dan emosi secara umum terjadi pada saat menopause, tetapi tidak selalu disebabkan atau berhubungan dengan keadaan tersebut. berhentinya menstruasi hanya merupakan salah satu aspek dari menopause.
  • Perubahan seksual pada pria klimakterik pada pria sangat berbeda dengan menopause pada wanita. klimakterik dating kemudian, biasanya pada usia 60 atau 70 tahunan dan berjalan sangat lambat.
d. Penyesuaian perubahan minat
  • Perubahan minat selama usia madya perubahan – perubahan tersebut jauh kurang kentara daripada perubahan – perubahan yang terjadi pada tahun – tahun awal kehidupan. perubahan minat yang ada perubahan tugas, tanggungjawab, kesehatan dari peran dalam hidup, konsentrasi pria pada bidang pengembangan kerja pada umumnya memainkan peran penting dalam menekan keinginan mereka disbanding pada masa yang relative masih muda.
e. Penyesuaian perubahan perkawinan

Pola kehidupan keluarga yang dijalani banyak mengalami perubahan selama periode usia madya seperti diungkapkan cavan “perubahan yang paling besar adalah penarikan diri dari anak – anak dari keluarga, meninggalkan bapak dan ibunya. sebagai unit keluarga” penyesuaian terhadap perubahan ini biasanya lebih sulit bagi wanita daripada pria karena kehidupan wanita berpusat pada rumah dan anggota keluarga selama tahun – tahun usia dini.

Kondisi yang merumitkan penyesuaian diri terhadap perubahan pola keluarga pada usia madya :
  • Perubahan fisik
  • Hilangnya peran sebagai orangtua
  • Kurangnya persiapan
  • Perasaan kegagalan
  • Merasa tidak berguna lagi
  • Kekecewaan terhadap perkawinan
  • Merawat anggota keluarga berusia lanjut.
f. Penyesuaian pekerjaan
  • Dewasa ini dengan semakin bertambahnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja usia madya, maka masalah pengalaman menyesuaikan diri dengan pekerjaan buka monopoli pria saja. wanita juga mempunyai banyak masalah yang sama dengan pria dan bahkan banyak wanita menganggapnya sebagai masalah yang unik bagi mereka.

Karakteristik/Ciri-Ciri Dewasa Madya
  • Masa yang ditakuti (a dreaded period).
  • Masa transisi (a time of transition).
  • Masa penyesuaian kembali (a time of adjustment).
  • Masa keseimbangan dan ketidakseimbang-an (a time of equilibrium and disequilibrium)
  • Usia berbahaya (a dangerous age).
  • Usia kaku/canggung (a awkward age).
  • Masa berprestasi (a time of achievement).
Masa yang ditakuti
  • Selain masa tua (old age), masa dewasa madya juga merupakan masa yang sangat ditakuti datangnya oleh kebanyakan individu, sehingga seolah-olah mereka ingin mengerem laju pertambahan usia mereka.
  • Bagi perempuan masa dewasa madya tidak saja berarti menurunnya kemampuan reproduktif dan datangnya menopause, namun juga menurunnya daya tarik seksual.
  • Umumnya mereka (individu dewasa madya) merasa tidak lagi menarik secara seksual bagi suami mereka, sehingga muncul kekhawatiran seakan kehilangan suami dan kondisi ini selain dapat mengakibatkan para istri begitu mengharapkan suaminya bersikap seperti ketika masih pengantin baru, juga munculnya rasa cemburu yang kadang cenderung berlebihan, bila melihat suaminya berkomunikasi dengan perempuan yang lebih muda usianya.
  • Biasanya di usia-usia ini, suami mereka mulai lebih berkonsentrasi pada karier dan peningkatan kariernya, sehingga mereka semakin merasa kesepian dan diabaikan.
  • Perasaan-perasaan negatif ini bila tidak segera dicari pemecahannya dapat mengakibatkan para istri mengalami depresi.
  • Bagi pria, masa dewasa madya merupakan usia yang mengandung arti menurunnya kemampuan fisik secara menyeluruh, termasuk berkurangnya vitalitas seksual.
  • Sebagian kaum pria yang mengalami tanda-tanda terjadinya penurunan kemampuan seksual ini, akan mengalihkan perhatian mereka pada kesibukan bekerja demi meningkatkan prestasi dan memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat.
  • Selain masalah seksual, kaum pria yang telah memasuki usia dewasa madya, ada juga yang ingin menutupi kelemahan fisiknya dengan melakukan aktivitas fisik berlebihan, dan cenderung menolak bantuan dari mereka yang lebih muda.
  • Pada sebagian yang lain, justru bersikap kompensatif, dalam arti untuk menutupi kekurangannya mereka bersikap seperti anak muda dengan lebih memperhatikan penampilan fisik, berdandan sedemikian rupa untuk mencari perhatian dari lawan jenis yang berusia jauh lebih muda.
  • Mereka yang berperilaku seperti ini justru menunjukkan adanya ketidak percayaan yang cukup besar terhadap daya tarik seksual mereka.
Masa Transisi
  • Seperti juga masa remaja, individu pada masa dewasa madya juga disebut sebagai masa transisi dari masa dewasa awal ke masa dewasa lanjut (lansia).
  • Sebagian cirri-ciri fisik dan perilakunya masih memperlihatkan masa dewasa awal, sementara banyak ciri fisik dan perilaku lainnya justru telah menunjukkan ciri-ciri orang dewasa lanjut.
  • Kondisi transisi ini menyebabkan mereka harus banyak melakukan penyesuaian terhadap peran-peran baru yang diberikan oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat juga mengharapkan mereka untuk dapat berpikir dan berperilaku sesuai dengan usianya.
Masa Penyesuaian Kembali
  • Memasuki usia dewasa madya, cepat atau lambat individu harus mengadakan penye-suaian kembali terhadap perubahan-perubahan yang dialaminya, baik fisik maupun peranan.
  • Penyesuaian terhadap perubahan peranan, biasanya akan terasa lebih sulit dilakukan bila dibandingkan dengan penyesuaian terhadap berubahnya kondisi fisik. Misalnya kaum pria yang mengalami masa pensiun, atau kaum perempuan yang mengalami perubahan peran sebagai ibu dengan anak-anak yang akan mulai memasuki kehidupan baru.
Masa Keseimbangan dan Ketidakseimbangan
  • Pengertian keseimbangan mengacu pada kemampuan penyesuaian terhadap terjadinya perubahan-perubahan  fisik dan psikologis yang dilakukan orang-orang dewasa madya.
  • Keseimbangan ini dapat dicapai bila ada penyesuaian secara menyeluruh terhadap pola-pola kehidupannya. Mereka yang mampu mencapai keseimbangan akan merasakan kehidupan yang tenang, tenteram dan damai di rumah, sehingga tidak suka keluyuran atau buang-buang waktu di luar rumah untuk kegiatan yang tidak berguna.
  • Ketidakseimbangan artinya adalah terjadinya kegoncangan- kegoncangan/gangguan-gangguan  penyesuaian yang dialami individu pada masa ini, baik yang bersifat internal maupun eksternal, termasuk dengan pasangan hidupnya.
  • Mereka yang tidak mampu mencapai keseimbangan ini akan merasa tidak betah di rumah, dan cenderung ingin lari dari rumah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis yang tidak diperoleh di rumahnya
Usia Berbahaya
  • Yang dimaksud dengan usia berbahaya adalah dalam hal kehidupan seksual-nya, terutama dengan isterinya.
  • Juga dalam hal-hal yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan lainnya, seperti kondisi fisik yang mulai rentan terhadap penyakit, juga kondisi psikologis yang relative menjadi lebih peka, dalam arti mudah tersinggung, tertekan, stress, hingga depresi.
  • Dalam hal-hal yang berhubungan dengan masalah seksual, tidak jarang terjadi para suami yang mulai merasa bosan dengan istrinya, sehingga mulai menyeleweng, atau pun menceraikan istrinya untuk kawin lagi dengan perempuan lain yang kadang-kadang seusia dengan anak gadisnya.
  • Adapun untuk hal-hal yang lain, individu usia dewasa madya, relative lebih sering mengalami gangguan fisik maupun mental, bahkan pada orang-orang tertentu dapat mengakibatkan bunuh diri.
Usia Kaku/Canggung
  • Seperti juga masa remaja ketika individu tidak bisa lagi disebut anak-anak, tetapi juga belum layak disebut dewasa, begitu juga individu dewasa madya, sudah kurang pantas disebut dewasa dini, namun juga belum bisa disebut tua. Dalam situasi seperti ini, kadang muncul rasa canggung dan bingung pada individu.
  • Pada sebagian individu kondisi ini mengakibatkan mereka ingin menutupi ketuaan dengan berbagai cara dan sejauh mungkin berusaha untuk tidak tampak tua, misalnya dalam hal pemilihan busana, berdandan/ pemakaian kosmetik dsb. Kadang-kadang apabila individu agak berlebihan di dalam menampilkan busana dan dandanan yang bertujuan untuk menutupi ketuaannya, maka hal ini justru menyebabkan mereka tampak janggal, sehingga terlihat kaku/canggung.
Masa Berprestasi
  • Berprestasi pada usia dewasa madya menurut Werner merupakan suatu gambaran yang positif dari seorang individu.
  • Pada usia 40 tahun pada orang-orang normal telah memiliki pengalaman yang cukup dalam pendidikan dan pergaulan, sehingga mereka telah memiliki sikap yang pasti serta nilai-nilai tentang hubungan social yang berkembang secara baik.
  • Kondisi keuangan dan kedudukan social mereka biasanya telah mapan, serta mereka telah memiliki pandangan yang jelas tentang masa depan dan tujuan yang ingin dicapai.
  • Apabila situasi ini diikuti dengan kondisi fisik yang prima, maka mereka dapat menyatakan bahwa hidup dimulai di usia 40 tahun (life begin 40th).
  • Menurut Hurlock yang dapat dicapai individu di usia dewasa madya, tidak hanya kesuk-sesan secara financial, melainkan juga dalam hal kekuasaan dan prestise.
  • Biasanya usia pencapaian terjadi antara 40-50 tahun. Selain itu masyarakat sendiri nampaknya baru mengakui kemampuan atau prestasi seseorang secara mantap apabila yang bersangkutan telah memasuki usia dewasa madya.


Kerawanan Sosial dan Pribadi pada Periode Dewasa Madya
A.   Kerawanan pribadi (personal hazards)
Banyak kerawanan-kerawanan sosial yang ditemui individu setengah baya sangat berpengaruh terhadap sikap orang dalam perubahan yang timbul karena bertambahnya usia, antara lain:
a.     Keyakinan tradisional (taditional beliefs)
Menerima keyakinan tradisional tentang usia setengah baya sangat berpengaruh terhadap sikap orang dalam perubahan fisik yang timbul karena bertambahnya usia.
Contoh: Menopouse yang dianggap sebagai periode “kritis” bagi wanita akan membuat wanita lebih takut menghadapi menopouse. Rambut menipis/botak dianggap mengurangi daya tarik seksual pria.

b.     Pengagungan terhadap masa muda
Banyak pria usia setengah baya memberontak terhadap pembatasan-pembatasan kegiatan dan makanan (diet) demi kesehatan mereka. Pemberontakan ini berasal dari adanya nilai tinggi yang diberikan masyarakat kepada pemuda atau masa muda. Jadi pemberontakan terhadap pembatasan tersebut berarti memberontak terhadap kenyataan “menjadi tua”. Pada wanita yang mementingkan penampilan dan pemujaan, pemberontakan terjadi ketika menyadari bahwa dirinya tidak menarik lagi seperti dulu. Bagi mereka yang sulit menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan fisik tersebut, cenderung memusatkan perhatian kepada pakaian yang dapat menampilkan dirinya lebih muda.

c.      Perubahan peran
Mengalami perubahan peran selalu tidak mudah menimbulkan tantangan bagi setiap orang, terutama setelah memerankan suatu peran untuk kurung waktu, yang cukup lama dengan cukup memuaskan.

d.     Perubahan minat
Pada masa ini pria dan wanita harus mampu mengembangkan minat-minat baru, sebagai pengganti minat-minat lama, mengingat kekuatan dan daya tahan tubuh menurun serta rela melapaskan minat lama meskipun hal ini tidak mudah. Bila tidak ada kecenderungan mereka menjadi bosan dan tidak tahu bagaimana harus mengisi waktu luangnya.

e.      Simbol sosial
Wanita pada masa ini menaruh minat lebih besar terhadap simbol sosial. Hal ini dapat menimbulkan kerawanan dan bahaya untuk terbentuknya penyesuaian sosial maupun pribadi, bilamana keluarga tidak dapat memberikannya. Dalam hal demikian ada 3 reaksi yang timbul pada wanita-wanita yang mendambakan simbol status tersebut, yaitu:
ó Mereka mengeluh bahwa suaminya tidak mampu menyediakan uang untuk keperluan simbol status tersebut.
ó Mereka mengeluarkan uang terlalu banyak untuk simbol status (misalnya membeli barang-barang mewah) sehingga rumah tangga terbelit utang.
ó Mereka lalu mencari uang sendiri untuk keperluan tersebut dengan jalan bekerja; hal ini bisa membuat keretakan hubungan dengan suami karena suami merasa dianggap tidak mampu membiayai keluarga.

f.       Aspirasi/cita-cita yang tidak realistik
Mereka yang berumur setengah baya, yang mempunyai cita-cita tidak realistik (aspirasi lebih tinggi dari kemampuan) mengalami kesulitan dalam penyesuaian dirinya secara pribadi, bilamana menyadari bahwa tujuan hidupnya/cita-citanya tidak tercapai sedangkan waktu yang tersedia tinggal sedikit. Kegagalan ini dapat menimbulkan perasaan rendah diri dan perasaan tidak mampu yang selanjutnya mengembangkan sikap-sikap mengalah terhadap apapun dan berakibat pada makin turunnya prestasi (lebih rendah dari aspirasinya).

B.   Kerawanan sosial (social hazards)

·         Penyesuaian sosial yang buruk pada masa dewasa madya merupakan hal yang rawan oleh karena bertambahnya usia, baik wanita maupun pria harus lebih banyak mengadakan kontak dengan orang lain diluar rumah, terutama bila anak-anak telah keluar dari rumah, pasangan hidupnya telah meninggal. Apabila tugas perkembangan dalam mencapai tanggung jawab sosial sebagai orang dewasa dan sebagai warganegara tidak tercapai, mereka cenderung merasa kesepian dan tidak bahagia dimasa tuanya serta merasa sudah terlambat untuk mengadakan penyesuaian sosial yang baik.
·         Kondisi-kondisi yang mempengaruhi penyesuaian sosial pada masa ini ialah antara lain tidak adanya keterampilan, tekanan keluarga, lebih mementingkan hubungan keluarga daripada orang lain, masalah finansial.
D. TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA PADA FASE DEWASA

Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan  tertentu dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya, dan nilai-nilai dan aspirasi individu.
Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk fase dewasa yang dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
Masa Dewasa Awal
§  Mulai bekerja
§  Memilih pasangan hidup
§  Belajar hidup dengan suami/istri
§  Mulai membentuk keluarga
§  Mengasuh anak
§  Mengelola/mengemudikan rumah tangga
§  Menerima/mengambil tanggung jawab warga negara
§  Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan

Masa Dewasa Madya
§  Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
§  Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
§  Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
§  Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
§  Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
§  Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.





















BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN

Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
Masa dewasa madya adalah berlangsung dari umur empat puluh sampai enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan social antara lain masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan social.

B. SARAN
Dari penjelasan tentang Masa Dewasa di atas tadi, setidaknya kita sudah mengetahui sedikit tentang keadaan manusia di usia itu. Kita bisa mengukur bagaimana kepribadian diri kita dan kepribadian orang-orang yang ada di sekitar kita. Semoga dengan sedikit pengetahuan tentang kepribadian ini kita bisa merubah kepribadian kita yang kurang baik dan bisa mengingatkan orang yang kepribadiannya kurang baik dalam rangka fastabiqul khoirot.
DAFTAR PUSTAKA

·        Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 105
·        Sururin, M.Ag. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 hal. 83
·        Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 107- 108
·        http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/masa-dewasa-madya-40-60-tahun
·        Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
·        Hurlock,E.B.1993. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
·        Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional
·        Julius dkk. 1989. Melangkah Menuju Kedewasaan. Yogyakarta: Kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar